Mountaineering #9 : Etika Dalam Mendaki Gunung
Halo, salam lestari ! Saya Arin.
WWW.ARINBEAUTYTRAVELER.COM Pernahkah kamu mendengar kalimat
“Dimana tanah dipijak, di situ langit dijunjung.” ?. Kutipan kalimat tersebut
memiliki arti untuk mengingatkan bahwa siapa pun kita sebagai pendatang harus
bisa hormati dan hargai apa-apa yang ada di daerah tersebut. Mulai dari adat
istiadatnya dan seluruh warga penduduknya. Tidak hanya itu, tidak mengganggu
hewan liar yang ada di sana pun termasuk etika dari seorang pendaki loh ya.
Karakter
pendaki yang memiliki sifat dewasa berarti ia bisa beradaptasi dimanapun dan
kapanpun ia berada. Nah sekiranya etika yang minimal harus disadari oleh
pendaki gunung ialah :
- Patuhi aturan adat setempat. Sebagai pendatang, pendaki gunung biasanya akan menyiapkan diri di sebuah basecamp di desa setempat. Tentu kita harus menghargai aturan adat istiadat di desa tersebut. Apa-apa yang dilarang harus diperhatikan. Sopan santun menjadi cara pertama kita pendaki untuk mendapat keramahan dari penduduk setempat dan alam yang ada. Ikuti aturan adat desa setempat setidaknya juga dapat memperlancar kegiatan pendakian kita hingga selesai.
- Tegur
sapa dengan penduduk setempat dan sesama pendaki. Di basecamp, biasanya
kita bertemu dengan warga setempat, di pendakian bertemu juga warga yang sedang
mungkin mencari kayu bakar di hutan. Dan pasti juga bertemu dengan pendaki
dari daerah lain. Tegur sapa adalah cara yang tepat untuk menambah tali
persaudaraan antar manusia. Dimana nanti pun kalo ada kendala, kita bisa
saling membantu. Tegur sapa tidak melulu dengan usia yang lebih tua, tapi
yang lebih muda juga kita boleh sapa lebih dulu sebagai contoh. Karena ini
juga salah satu cara memanusiakan manusia tanpa pandang usia. Bagaimana
kita bisa saling menghargai sesame manusia.
- Tidak
vandalisme. Vandalisme menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah perbuatan
merusak dan menghancurkan hasil karya seni dan barang berharga lainnya
(keindahan alam dan sebagainya), atau perusakan dan penghancuran secara
kasar dan ganas. Dalam konteks kali ini adalah perusakan dari keindahan
alam yang sudah indah secara alami. Misal corat-coret di batu atau pohon.
Jangan pernah ya teman-teman untuk melakukan vandalisme di alam bebas.
Ngapain sih? NORAk. Buat apa kan? Biar bagus? Tanpa ada manusia,tanpa ada
kamu nih,,, alam pada nyatanya sudah terbentuk indah dengan ciptaanNya.
Biar ada kenangan kalo kamu pernah kesana? Yauda kalian bisa ambil gambar
potret lokasi aja di sana kan, lalu dijadikan kenangan dengan memajang
foto di kamar mu. Oke teman-teman, bisa kan? Bisa untuk tidak pernah
melakukan vandalisme. Kalo liat ada pendaki lain seperti itu, tolong
segera dihentikan ya.
- Tidak
meninggalkan sampah. Sebagai pendaki, sudah barang tentu kita akan membawa
sampah non organik sisa logistiK. Sangat diharapkan untuk kembali membawa
sampah mu turun kembali. Jangan pernah ada yang ditinggal di gunung
sekecil apapun sampah itu ya teman-teman. Alam mengijinkan kalian untuk
bermain dengannya, jadi tolong sesuaikan diri kalian terhadap alam untuk
justru tidak merusak alam dengan meninggalkan sampah-sampah di gunung.
- Tidak
gaduh. Etika seorang pendaki salah satunya adalah tidak gaduh, baik dalam
perjalanan maupun di lokasi camping. Tidak gaduh akan menghargai binatang
liar di sana dan pendaki lainnya supaya mereka tidak merasa terganggu
dengan kehadiran kita. Bercanda boleh, tapi tidak berlebih. Tertawa boleh,
tapi tidak berlebihan. Bernyanyi boleh, tapi tidak terlalu keras. Jangan
salah nih ya, Burung-burung pun bisa sangat terganggu dari getaran suara
yang kita keluarkan loh teman-teman. Kasian kan… jadi jangan gaduh ya
teman-teman.
- Tidak
sembarangan dalam buang hajat. Pendakian biasanya dilakukan dalam jangka
waktu 2 sampai 4 hari. Bahkan lebih tergantung lokasinya. Seorang pendaki
dimana ia hanyalah seorang manusia yang juga butuh makan, sudah pasti juga
perlu membuang air besar supaya pencernaan lancar. Saya menyarankan jika
ingin membuang hajat untuk mencari lokasi di luar jalur pendakian, dan tertutup.
Pastikan kamu juga didampingin teman dari jauh ya tapi tetap terpantau,
supaya tidak tersesat untuk kembali ke lokasi camp. Gali lah tanah dengan
dalam, sebagai wadah penampung kotoran kalian, usai itu ditutup kembali
dengan tanah. Supaya aroma tidak menganggu yang lain. Sisa tissue basah
bekas pakai bersih-bersih, masukan ke kantong sampah plastik kalian ya,
jangan pernah ditinggal. Kalo ditinggal sama saja melanggar etika
sebelumnya yaitu membuang sampah sembarangan.
- Tidak
merusak Flora dan Fauna. Flora fauna di setiap gunung pasti ada beberapa yang
termasuk langka. Biasanya yang langka dilindungi undang-undang loh ya.
Kalo kalian merusak flora fauna yang langka, bisa dikenakan sanksi loh.
Coba cari tau dulu ya apa saja daftar flora fauna yang langka. Kemudian
bagaimana dengan flora fauna yang tidak langka??? Tentu jangan dirusak
juga, buat apa sih yakaaan? Mereka sudah indah pada tempatnya, tidak perlu
juga diganggu. Oke teman-teman… Dalam ilmu survival lain lagi ya, alasan
memakan sebagian jenis tumbuhan atau hewan demi bertahan hidup seorang
survivor, tentu tidak disalahkan.
Nah demikian Etika seorang
pendaki gunung, sedikit banyak yang saya tahu. Semoga bisa saling mengingatkan
selalu jika ada yang lupa. Terima kasih buat yang sudah membaca, semoga
bermanfaat.
Baca juga : Apa itu Kompas ? (Kompas Bidik )
Salam Lestari !!!
Noted : Saya Arin, mencoba menjadikan hobi dan pengalaman untuk membuat rental alat camping. Khatulistiwa Adventure namanya. Khatulistiwa Adventure ini telah menjadi rekomendasi rental alat camping di Bekasi sejak 2016. Untuk liat katalog alat, bisa cek di WA kami 0896-5750-4996. Bisa cek IG juga di @khatulistiwa_adv.
Tidak ada komentar untuk "Mountaineering #9 : Etika Dalam Mendaki Gunung"
Posting Komentar