Pendakian Gunung Lawu 3.265 mdpl (Lintas Jalur Cemoro Sewu – Candi Cetho)
Hai, Saya Arin.
Kali ini saya mau berbagi cerita
apa yang saya alami dan saya lihat selama pendakian di Gunung Lawu ini pada tanggal 16 - 17 Maret 2019.
Spesialnya pendakian ini saya melakukan Lintas jalur. Naik via Cemoro Sewu dan
turun via Candi cetho. Jadi pastinya pemandangan yang dilihat naik dan turun
beda dong, dan serunya juga pasti beda hehe… Secara track yang dilewati saja
sudah beda banget. By the way, gunung Lawu ini sangat populer sudah begitu lama
karena memang gunung ini pun juga dijadikan lokasi untuk orang-orang yang ingin
berziarah khususnya di setiap malam 1 Suro. Saking populernya sudah banyak
pedagang makanan yang akan pendaki jumpai genks, khususnya di jalur cemoro
sewu.
Gunung Lawu berada di perbatasan
antara Jawa tengah dan Jawa timur. 3 kabupaten di antaranya ialah Kabupaten
Karanganyar (Jawa tengah), kabupaten Ngawi dan Kabupaten Magetan (Jawa timur). Ada
3 puncak di gunung Lawu ini, yaitu Hargo Dalem, Hargo Dumiling dan Hargo
Dumillah. Hargo Dumillah adalah puncak yang sering didatangi pendaki dan puncak
tertinggi dari kedua puncak lainnya. Ada 3 jalur yang cukup terkenal untuk
mendaki gunung Lawu ini guys, yaitu Cemoro sewu di Sarangan Jawa timur, Cemoro
kandang di Tawangmangu Jawa tengah dan Candi cetho di Karanganyar Jawa tengah.
Untuk 2 jalur yaitu Cemoro kandang dan Cemoro sewu, walaupun beda Provinsi
yaitu Jawa tengah dan Jawa timur tapi sebenarnya, basecamp ini terpisah kurang
lebih hanya 200 meter saja loh.
Saya dan tim melakukan pendakian
2 jalur, yaitu Cemoro Sewu di kabupaten Sarangan Jawa timur dan turun di Candi
cetho kabupaten Karanganyar Jawa tengah. 2 jalur ini sangat bedaaa banget.
Untuk jalur cemoro sewu karena memang sudah menjadi jalur teramai, jalur ini
sudah diberi batu-batuan yang tersusun dan sangat jelas dari basecamp hingga
pos 5. Jadi bisa dikira-kira ya, kalo kaki kita melangkah dengan mau gak mau
harus menyesuaikan tangganya. Jalur cemoro sewu menjadi jalur terpendek di
antara 2 jalur lainnya, karena memang jalur ini juga cukup ngetrack. Sedangkan
untuk jalur candi cetho adalah jalur terpanjang dari jalur lainnya. Jalurnya masih sangat alami, hanya jalan setapak
seperti di gunung-gunung lainnya.
Di awal pendakian, jangan lupa
untuk daftar ya ke basecamp agar namamu masuk ke dalam daftar pendaki dan
rencana turun tanggal berapa juga dimana. Jangan lupa juga untuk segera laporan
kembali saat sudah turun. Kalo lintas jalur, ya laporannya 2 kali, di pos kita
tiba dan di pos kita awal naik. Biasanya nanti dikasih nomer Hp untuk berkabar
via sms ke pos awal. Biaya pendaftaran untuk pendakian gunung Lawu dikenakan Rp
15.000 per orang. Cemoro sewu menyediakan basecamp, untuk para pendaki yang
ingin istirahat setelah naik ataupun turun, bisa bermalam juga. Ada beberapa
toilet yang tersedia dan warung-warung kopi juga merchandise khas gunung Lawu.
Pendakian dengan cuaca yang
cerah, dari basecamp cemoro sewu menuju pos 1 kurang lebih saya mendaki dalam
waktu 1 jam 10 menit. Jalurnya cukup banyak landainya tapi ada sedikit
ngetracknya juga ya yang pasti. Di pos 1 terdapat shelter khusus, dan ada
beberapa warung. Lanjut dari pos 1 ke pos 2, saya mendaki dalam waktu 2 jam 15
menit. Jalurnya ada beberapa bonus landai, tapi sudah mulai banyak ngetracknya.
Pada pos 2 terdapat shelter khusus dan ada 1 warung. Pos 2 ini cukup luas, dan
kira-kira masih bisa dirikan 2 sampai 3 tenda. Oh iya pendakian dari pos 1,
saya dan tim sudah mulai ditemani 1 jenis burung.
Jalur menuju pos 1 Cemoro Sewu
Pos 1 - Cemoro Sewu
Jalur menuju pos 2 - Cemoro Sewu
Pos 2 - Cemoro Sewu
Pendakian dari pos 2 ke pos 3,
saya berjalan memakan waktu kurang lebih 1 jam saja, tapi jalurnya ngetrack
terus sih hehe… Pada pos 3 terdapat shelter tanpa ada warung. Di pos 3 juga
kamu bisa dirikan tenda 1 hingga 2 tenda. Saran aja sih ya, jangan pernah
dirikan tenda di dalam shelter, itu namanya egois genks. Karena shelter
didirikan untuk peristirahatan sementara para pendaki yang masih ingin
melanjutkan perjalanannya. Kalo ada tenda di dalam shelter, bagaimana pendaki
lain mau istirahat atau berteduh kan ya…
Lanjut pendakian pos 3 ke pos 4,
saya mendaki dengan waktu 1 jam 20 menitan. Jalurnya tangga! Dan terus
ngetrack. Perjalanan menuju pos 4 sudah mulai ada tumbuhan Edelweiss, namun
saat itu saya lihat belum ada yang berbunga. Pada pos 4, tidak ada sama sekali
shelter. Karena memang disarankan untuk segera naik ke pos 5 yang tidak begitu
jauh dari pos 4 ini. Di pos 4 pun juga tidak bisa mendirikan tenda, karena
terlalu bahaya walapun pemandanganya sangat bagus. Lokasinya cukup sempit dan
terjal. Pos 4 menuju pos 5 cukup dekat, dan banyak bonus landainya. Perjalanan
saya memakan waktu hanya 10 menit.
Pos 5 lumayan luas dan ada
beberapa warung di sana. Pendaki juga bisa mendirikan banyak tenda di sana.
Hanya saja di pos 5 terasa tiba-tiba sangat dingin. Bahkan tangan saya mulai
kaku. Ternyata semua itu dikarenakan, pos 5 sangat dekat dengan 2 lembah, yang
artinya akan ada sumber angin dari 2 arah yang berkumpul di pos 5 ini. Saranku
jangan terlalu lama beristirahat jika tidak ingin mendirikan tenda di sana.
Segera lanjutkan perjalan ke pos bayangan (pos sebelum puncak) atau biasa di
sebut sendang derajat. Perjalanan dari pos 5 ke sendang derajat, sangat landai dan
dekat yaitu kurang lebih 10 menit. Pemandangannya juga begitu indah. Tapi
jangan terlena ya, kita benar-benar melewati jalur di antara 2 lembah. Kita
menyebrangi 2 lembah yang sangat dingin di jam 17:30 WIB. Saya pun sempat
beberapa kali menjatuhkan trekking pole saya tanpa sengaja, saking tangannya
mulai kaku.
Pos 5 - Cemoro Sewu
Di sendang derajat terdapat 1
warung yang cukup luas, sehingga pendaki pun bisa bermalam di sana tanpa
mendirikan tenda. Makanan yang dijual pun cukup lengkap. Ada Karbohidratnya,
protein, vitaminnya juga dari sayuran pecelnya. Pastinya yang mau ngopi juga
bisa. Di sendang derajat terdapat lokasi khusus yang ingin beribadah untuk
orang-orang kejawen gitu. Mohon maaf gak sempat foto karena sudah malam saat
itu. Lokasi sendang derajat juga sangat persis berada di punggungan dan tanpa
vegetasi. Jadi pinter-pinter cari spot kalo mau buang air kecil ya beb.
Sejak jam 2 pagi, hujan tiba-tiba
turun dengan deras, hingga matahari terbit. Jam 5 saya dan tim sudah bangun dan
bersiap packing untuk melanjutkan perjalanan ke puncak. Karena kita akan pindah
jalur, ya otomatis saat ke puncak bawa semua barang. Saat itu saya belum
sarapan, hanya makan snack. Ketika hujan mulai reda, namun gerimis yang cukup
terasa, kita harus segera berangkat. Jadi tetap mau gak mau pakai rain coat.
Perjalanan ke puncak Hargo dumillah cukup dekat dari warung sendang derajat,
kurang lebih memakan waktu 20 menit. Tracknya berbatuan, tapi masih di ada
vegetasi kok. So , tetep hati-hati juga, ditambah saat hujan turun. Tibanya di
puncak yang sangat dingin saat itu, saya ambil dokumentasi beberapa spot dengan
cuaca yang masih berawan dan Kabut. Namun Alhamdulillah tidak lama kemudian,
perlahan cuaca cerah bahkan panas. Jadi pemandangan dari puncak terlihat sangat
jelas. I’m so happy!!!
Setelah kurang lebih 2 jam di
puncak menikmati pemandangan, kami turun langsung ke arah warung mbok Yem
dengan waktu hanya 10 menitan. Tibanya di mbok yem, kabut tipis kembali turun
tapi tidak begitu gelap. Saya juga sempat makan di warung mbok Yem, sebelum
melanjutkan perjalan ke Candi Cetho. Menu nasi pecel pake telor dikenakan harga
Rp 15.000 guys. Hujan sempat turun saat masih di mbok Yem, dan kita masih
menunggu hujan lebih reda. Hujan mulai reda, kami melanjutkan perjalanan ke
jalur candi cetho menuju pos 5 dengan kurang lebih 1 jam 20 menit. Jalurnya
sangat landai dan panjang. Selama perjalanan saya ditemani dengan pemandangan
sabana yang sangat indah, tenang, sunyi, sedikit terasa misterius karena
suasananya yang sepi juga berkabut tipis. Tapi asli saya saja jatuh cinta
banget sama lokasi ini. Saya selalu bersyukur diberi cuaca yang terang saat
turun. Perjalanan menuju pos 5 juga ada sedikit kubangan air, yang cukup luas.
Kubangan tersebut bisa jadi sumber air saat hujan turun.
Warung Mbok Yem
Persimpangan diantara 3 jalur Candi cetho, Cemoro Kandang dan Cemoro Sewu
Sabana di perjalanan menuju pos 5 - Candi Cetho
Kubangan air yang bisa dimanfaatkan
Tibanya di pos 5 yang masih
berada di sabananya Lawu yang luas dan indah. Ada beberapa tenda yang didirikan
di sana. Pada pos 5 tidak ada shelter sama sekali. Hanya sabana luas, yang
dimana kalian bisa dirikan tenda dimanapun, kecuali jangan di jalur ya hehe. Perjalanan
terus dilanjutkan menuju pos 4, dengan jalur mulai masuk ke dalam hutan dan
jalan setapaknya. Perjalanan pos 5 ke pos 4 saya memakan waktu kurang lebih 1 jam. Tracknya lumayan terjal. Pada pos 4 terdapat shelter
kok tanpa ada warung. Oh iya untuk seluruh pos di jalur candi cetho ini, tidak
ada warung sama sekali loh ya. Jadi persiapkan logistik kalian. Lanjut dari pos
4 ke pos 3, saya memakan waktu perjalanan turun sekitar 45 menitan. Tracknya
sama dengan sebelumnya, lumayan terjal dan cukup licin. Pada pos 3 juga
terdapat 1 shelter, di sana saya sempat beristirahat untuk makan.
Sabana di dekat pos 5 - Candi Cetho
Pos 5 - Candi Cetho
Jalur menuju pos 4 - Candi Cetho
Pos 4 - Candi Cetho
Di pos 3 tiba-tiba hujan turun
dengan cukup deras. Jalur pendakian pun menjadi seperti jalur air. Saya dan tim
melanjutkan perjalanan menuju pos 2 dengan menggunakan raincoat. Perjalanan
memakan waktu 50 menit dengan track yang cukup licin karena dialiri air hujan.
Pada pos 2, terdapat 1 buah shelter. Di pos 2, saya dan tim bertemu dengan
rombongan yang beranggotakan 6 orang. Akhirnya kita memutuskan turun bersama-sama.
Dengan hujan yang mengiringi perjalanan hingga sampai basecamp candi cetho, dan
sudah malam. Perjalanan jadi lebih lama dari biasanya ditambah ada salah satu
anggota yang cidera pada kakinya. Jadi saya juga tidak mecatat waktu saat tiba
di pos 1. Setelah pos 1 juga kami kembali bertemu dengan rombongan lainnya yang
beranggotakan 5 orang. Namun 3 orang dari tim tersebut sudah ada yang tidak
kuat dan memutuskan mendirikan camp. 2 lainnya memutuskan turun bersama kami
semua.
Waktu perjalanan saya hanya
mentotal keseluruhan dari pos 2 hingga basecamp Candi cetho genks, yaitu
memakan waktu kurang lebih 3 jam. Sekitar jam 22.30 WIB saya dan rombongan tiba
di pos pendakian untuk melaporkan ke pos jaga bahwa pendaki tiba dengan lengkap
dan aman. Perjalanan dari pos 1 ke basecamp, sebenernya terdapat Candi cetho
itu sendiri, terasa juga aroma-aroma sesuatu. Namun saya tidak sempat medokumentasikan candinya karena sudah larut malam. Huhu… Tibanya di
basecamp saya pun bergegas lepas sepatu dan raincoat dilanjutkan mandi, agar
bisa segera ganti baju kering supaya lebih hangat. Tidak lupa juga saya
melaporkan ke pos Cemoro sewu via sms.
Finally perjalanan diakhiri
dengan selamat semua yang penting. Pendakian dengan lintas jalur ditambah belum
ada yang pernah ke gunung Lawu, menjadi tantangan tersendiri. Tips saya yang
penting jangan sombong, dan banyak tegur sapa dengan pendaki lain. Karena di
alam bebas, kita butuh kebersamaan antara manusia, saling tolong menolong jika
ada yang butuh bantuan. Jangan pernah terpisah dari rombongan, dan jaga juga seluruh partner mendaki kalian. So, thank you buat semua yang uda baca, semoga
bermanfaat ya… Keesokan harinya saya melanjutkan perjalanan menuju stasiun
Purwosari yang ada di Solo.
Bye…bye…
Noted : Saya Arin, mencoba menjadikan hobi dan pengalaman untuk membuat rental alat camping. Khatulistiwa Adventure namanya. Khatulistiwa Adventure ini telah menjadi rekomendasi rental alat camping di Bekasi Saya Arin, mencoba menjadikan hobi dan pengalaman untuk membuat rental alat camping. Khatulistiwa Adventure namanya. Khatulistiwa Adventure ini telah menjadi rekomendasi rental alat camping di Bekasi sejak 2016. Untuk liat katalog alat, bisa cek di WA kami 0896-5750-4996. Bisa cek IG juga di @khatulistiwa_adv.
Thank you for post. Maybe you are interested:
BalasHapusbang gia cho thue xe tai cho hang
chuyen hang di Lao
chuyen hang di Campuchia