Jejak Kata Arin pada Gunung Slamet - JaTeng
Halo gw Arin…
Kali ini gw akan berbagi jejak
kata gw di Gunung Slamet dengan lintas jalur bersama teman-teman MPPA “Carya Bhuana”. Jejak kata kali ini
akan lebih sedikit panjang dibanding jejak kata sebelumnya, karena pendakian
gunung Slamet ini melakukan yang namanya lintas jalur. Jalur Gambuhan dan Bambangan.
Naik dari jalur Gambuhan dan turun di jalur Bambangan.
Gunung Slamet Jalur Gambuhan
Pendakian ini dilaksanakan tahun
2013 dalam rangka Pendakian Wajib MPPA “Carya
Bhuana” yang memang di agendakan setiap tahunnya. MPPA “Carya Bhuana” adalah organisasi
Mahasiswa Pecinta Alam dari Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman.
Oh iya, yang pasti pendakian ini disaat gunung Slamet belum ada warung-warung. Heuheu….
Masih alami lah walaupun sudah populer.
Tim1 Bambangan dan Tim 2 Gambuhan
Rombongan dibagi 2 tim, tim
pertama mendaki melewati jalur Bambangan dan turun di jalur yang sama. Tim kedua (5 orang)
mendaki melewati jalur Gambuhan dan turun di jalur Bambangan. Gw masuk ke dalam
tim kedua saat itu. Tim 1 dan tim 2 membuat perencanaan untuk menuju puncak
Slamet secara bersamaan. Dan bertemu di titik puncak Slamet dari sisi jalur Bambangan.
Tim 2. Gambuhan
Seperti biasa gw akan lebih
banyak taro foto-foto disini yaa… dan jejak kata gw akan lebih banyak
menceritakan perjalanan tim 2 saja. Karena gw memang ada di tim 2 J .
Gunung Slamet adalah gunung
tertinggi di Provinsi Jawa Tengah dengan ketinggian kurang lebih 3.428 meter di
atas permukaan laut (mdpl). Gunung berapi ini terletak di antara 5 Kabupaten
yaitu Kabupaten Brebes, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten
Tegal dan Kabupaten Pemalang. Gunung Slamet ini sudah semakin populer di
kalangan pendaki, khususnya jalur Bambangan. Jalur Bambangan berada di
Kabupaten Purbalingga.
Gunung Slamet ada cerita legendanya
loh bagi warga lokal. Seperti biasa warga lokal akan punya kepercayaan sendiri
dimasing-masing daerahnya, apalagi daerah Gunung. Dari nama Slamet pada gunung
ini diartikan dari bahasa Jawa yaitu Selamat. Warga lokal percaya gunung ini
tidak akan pernah meletus besar dan selalu memberikan rasa aman selamet bagi
warga sekitar. Karena menurut mereka pula, jika gunung Slamet ini meletus besar,
maka Pulau Jawa akan terbelah dua. Serem banget kan…. Jangan sampe deh. Heuheu….
Oke…kita mulai jejak kata
pendakiannya ya. Gw di Tim 2 melewati jalur Gambuhan yang berada di Kabupaten
Pemalang . Tim 2 terdiri dari 5 orang, 2 laki-laki dan 3 perempuan. Jalur
Gambuhan lebih rimbun dan lebih setapak jalurnya dibanding jalur Bambangan. Jalur
ini lebih ekstrim dan banyak pohon besar tumbang.
Pos 1 sampai pos 4 merupakan
hutan yang cukup lebat rimbun, sehingga masih sangat adem dan segar udaranya. Hampir setiap pos dibuat lumayan sedikit luas,
cocok untuk yang ingin sekedar istirahat dan makan di waktu perjalanan. Kita
sempat dilanda hujan deras sih, jadi perjalanan kami mengenakan pakaian
lapangan dengan luaran Raincoat/jas hujan. Tips juga ya.. selalu bawa Raincoat
untuk setiap pendakian. Kalo gw sih setiap traveling kemana pun pasti bawa
raincoat sama payung. Jadi diperjalanan gak akan terlalu terkendala sama cuaca
gimana pun.
Perjalanan menuju pos 1 Gambuhan
Pos 1 Gambuhan
Pos 2 Gambuhan
Tiba-tiba hujan dan segera pakai Raincoat
Pos 3 Gambuhan
Perjalanan yang masih tersimpan
di memori gw adalah ketika perjalanan dari pos 3 menuju pos 4 saat hujan lebat,
dan kita sedang melewati batang pohon tumbang yang besar. Ketika harus menaiki
batang pohon tumbang itu cukup beresiko karena licin dari hujan lebat, akhirnya
kita memutuskan merangkak dibawah pohon-pohon tumbang. Dan itu lumayan panjang
coy. Gw sempet pegel juga pas merangkak. Heuheu….
Pos 4 Gambuhan
Akhirnya sampai juga kita di pos
4 disaat hujan mulai reda, tapi masih gerimis. Kita mendirikan tenda untuk bermalam di pos ini. Di
pos 4 ini, kita sudah mulai di hadiahi pemandangan yang indah. Pemandangan yang
ada di kaki gunung Slamet yang pastinya. Jadi kita masih akan terus semangat
menuju puncak Slamet untuk bertemu tim 1. Pos 4 ini bisa dibilang hampir
mendekati batas pelawangan, karena hutannya sudah mulai terbuka.
Pemandangan dari Pos 4
Esok dini harinya kita membongkar
tenda dan packing kembali untuk melanjutkan pendakiannya. Dari pos 4, kita
langsung menuju puncak Slamet. Perjalanan menuju puncak, kita melalui jalur
yang ada. Kita sempat berhenti karena jalurnya terpotong akibat longsor. Bisa jadi
ini longsor saat hujan badai di kemarin hari. Karena menurut teman gw yang
sebelumnya sudah survey, jalur ini belum longsor. Akhirnya kita membuka jalur
sedikit melambung guna menghindari longsoran aja, sampai bertemu kembali dijalur
yang seharusnya.
Jalur yang terpotong akibat longsor
Pemandangan saat menuju puncak
Setibanya di batas pelawangan. Kita
beristirahat sebentar untuk mempersiapkan tenaga menuju puncak. Tim kita hampir
semua baru pertama kali kepuncak Slamet dengan membawa carier. Jadi otomatis
kita bersiap-siap terlebih dahulu, dan baca do’a yang pasti.
Menuju puncak dari batas Pelawangan
Setibanya kita dipuncak. Kami baru
sedikit bersyukur karena memang sebenarnya belum selesai perjalanan kita. Kita harus
melewati lereng puncak Slamet. Puncak Slamet yang sangat luas ini harus kita
lewat dari puncak Gambuhan dengan hati-hati menuju titik temu dengan tim 1 di
puncak jalur Bambangan. Berbatuan dan tanpa jalur. Menuruni dan menaiki kembali
bebatuan. Karena tidak ada jalur khusus, jadi kita hanya berfokus dititik
bendera Hijau, bendera kebesaran MPPA “Carya
Bhuana” dan memilih jalan sendiri. Memilih batu yang sekiranya dipijak
tidak akan longsor parah. Menginjak dan berpegangan batu saat membawa carier
adalah hal yang cukup menegangkan. Heuheu…
Puncak Slamet Via Gambuhan
Menuju Puncak Bambangan melewati Segoro Wedi
Segoro Wedi
Dan pada akhirnya kita bertemulah
dengan tim 2. Kita sangat bersyukur dan segera bersujud. Dan tak lupa berpelukan
dengan teman-teman dari rombongan tim 1.
Tiba di puncak Slamet (Bambangan)
Bersama sebagian dari Tim 1 Bambangan
Pemandangan yang terlihat dari
puncak ada beberapa gunung, seperti sindoro, sumbing dan kawasan pegunugan
disekitarnya. Karena saat itu dipucak cukup berkabut jadi tidak seluruh pemandangan
terlihat jelas. Tapi walaupun begitu kita uda sangat bersyukur dengan diberinya
keselamatan.
Pos 5 Bambangan
Pemandangan dari Pos 5 Bambangan
Dari puncak Slamet via Bambangan,
kita semua turun bersama-sama menuju pos 5 Bambangan untuk mendirikan tenda
kembali dan bermalam disana. Di pos 5 Bambangan sangat ramai pendaki lain
diluar tim kita. Dan kita juga sempat berfoto dengan mereka saat sebelum turun
dari pos 5 menuju basecamp Bambangan.
Bersama pendaki lain di Pos 5 Bambangan
Dari pos 5, kita langsung turun
menuju basecamp tanpa ngecamp lagi. Kita juga sempat beristirahat untuk makan
siang di pos 2. Dan lanjut lagi menuju basecamp. Sampai pada akhirnya kita tiba
di basecamp bambangan yang super ramai…
Makan siang di Pos 2 Bambangan
Basecamp Bambangan
Nah itu dia, sedikit banyak jejak
kata dari gw di Gunung Slamet ya. Udah banyak pendaki yang naik gunung ini,
pasti punya juga cerita masing-masing, walaupun kadang sulit diungkapkan
apalagi ditulis.
Terima kasih ya yang uda baca…
kalo lo suka boleh di share, dan kalo ada yang ingin ditanya atau kritik saran juga
boleh banget dikomen. Komentar ya dibawah.
Jangan lupa bawa kembali turun sampahnya ya
Oh iya selama di alam bebas atau
kampung orang tanpa ijin, jangan mengambil apapun ya selain gambar, jangan
meninggalkan apapun selain jejak dan juga jangan membunuh sesuatu kecuali
waktu.
Salam Lestari…
Bye.. bye…
Noted : Saya Arin, mencoba menjadikan hobi dan pengalaman untuk membuat rental alat camping. Khatulistiwa Adventure namanya. Khatulistiwa Adventure ini telah menjadi rekomendasi rental alat camping di Bekasi sejak 2016. Untuk liat katalog alat, bisa cek di WA kami 0896-5750-4996. Bisa cek IG juga di @khatulistiwa_adv.
Tidak ada komentar untuk "Jejak Kata Arin pada Gunung Slamet - JaTeng"
Posting Komentar