Jejak Kata Arin di Gunung Inerie - NTT
Hallo semua… Gw Arin
Kali ini gw akan menepati janji
gw untuk membuat Jejak kata di Gunung Inerie. Dimana waktu itu gw pernah tulis
Jejak Kata Arin pada Pesona kampung Adat Bena, lo bisa buka di https://arinbeautytraveler.blogspot.co.id/2017/04/jejak-kata-arin-pada-pesona-kampung.html . Menurut penduduk
kampung adat Bena, gunung Inerie merupakan tempat bersemayamnya para Dewa yang
juga Dewa penjaga kampung adat mereka. Di lereng gunung Inerie memang banyak
sekali kampung adat, ada 19 kampung adat, dan yang paling terkenal itu ya memang
Kampung Adat Bena.
Saat itu pendakian gw bersama
beberapa teman dan seorang bapak tua warga lokal sebagai guide kita. Bapak tua
ini memang sudah sering mengantar wisatawan yang ingin mendaki gunung Inerie. Maaf ya gw
lupa banget nama Bapaknya, soalnya ini pendakian uda lumayan lama, tahun 2015.
Gunung Inerie punya arti dari
namanya loh. Inerie terdiri dari 2 suku kata dari bahasa Flores sendiri, yaitu
Ine dan Rie yang berarti Ine adalah Ibu dan Rie yang berarti Cantik. Gunung
Inerie adalah gunung berapi yang berada di Kabupaten Ngada, Pulau Flores, Nusa
Tenggara Timur. Gunung yang masih aktif ini memiliki ketinggian 2.245 mdpl dan
terakhir meletus pada tahun 1970.
Gunung ini sudah hampir mirip
padang savana karena gundul, hanya rerumputan dan perkebunan warga yang ada. Pohon-pohonnya
sangat sedikit. Dikarenakan yang melakukan pendakian ke gunung ini memang
jarang, jadi jalur dari lereng menuju puncak tidak begitu jelas. Jalur yang gw lewati benar-benar kering, gak ada air. jadi lo kalo mau kesini harus persiapkan air yang sangat cukup sampai perjalanan turun ok. Batas
pelawangan menuju puncak juga lumayan jauh, berbatu kerikil dan sangat licin. Jadi
harus hati-hati banget ya. Perjalanan ke puncak kurang lebih 3 sampai 4 jam.
Oh iya Gunung Inerie ini memiliki
2 puncak. Puncak pertama lebih rendah dari pada puncak kedua. Karena memang
bentukan kawah pada puncak menurun. Perjalanan yang paling menegangkan adalah
ketika dari puncak pertama ke puncak kedua, saat disana memang tidak ada jalur.
Lo harus melipir kawah puncak yang lumayan jauh dengan sangat hati-hati. Gw hampir
nangis sih karena pasrah kalo memang harus jatuh. Pasrah yang dimaksud bukan
berarti jalan aja tanpa berhati-hati, tapi pasrah yang dimaksud adalah ketika gw
uda memulai perjalanan pendakian ini, gw harus teruskan dan selesaikan, masalah
apa yang terjadi harus di hadapi dan ditanggung resikonya.
Nah perjalanan menuju puncak
kedua itu,lihat kebawah… jurang menuju pelawangan, lihat ke atas… langsung ke jurang
kawah. Gimana gak panik coba? Tapi kita memang harus fokus, dan menjaga emosi. Jangan
sampai panik apalagi nangis bisa-bisa berhenti ditengah jalan, maju engga,
mundur juga engga. Banyak do’a aja sih waktu itu heuheu….
Sesampainya di puncak kedua,
rasanya mau duduk aja dulu dan bersyukur sambil lihat pemandangan di atas awan.
By the way, gw baru kali ini loh lihat di puncak gunung ada banyak koin mata
uang, bahkan dari luar negeri ada. Ya itu tadi balik ke cerita soal keyakinan
warga lokal dengan adanya para Dewa yang pusatnya bersemayam di titik puncak
kedua Inerie ini. Katanya sih sebagai penghargaan atau ucapan terima kasih kita
dengan memberikan mata uang tersebut lalu diletakkan di atas puncak Inerie.
Gw sih percaya gak percaya. Tapi gw
juga gak mau menentang, biarkan saja kalopun memang ada. Gw sebagai pendatang
harus menghargai kepercayaan penduduk lokal dan mengikuti aturannya. Minimal melakukan
yang pada umumnya saat pendakian di gunung yaitu tidak ada niat buruk sama
sekali, jangan sombong, jangan nakal, jangan bicara kasar, yah intinya yang
baik-baik aja lah. Dan Puji syukur Alhamdulillah gw bersama teman-teman selama
pendakian hingga turun kembali tidak ada kejadian buruk apapun. Malah masih
bisa menikmati keindahan dengan cuaca yang sangat cerah. Sayangnya memang kita
gak nge camp disana, karena mengejar waktu juga untuk perjalanan ekspedisi
selanjutnya. Jadi gak dapet sunset ataupun sunrise.
Nah begitulah sedikit cerita
pendakian di Gunung Inerie pada masa itu. Bisa dibilang ini gunung terakhir
yang gw naiki di tahun 2015, sampai akhirnya baru mendaki lagi tahun 2016 di
Gunung Pangrango – Jawa Barat bersama teman-teman Srikandi Nusantara.
Terima kasih ya yang uda baca
tulisan gw. kalo lo suka boleh banget di share. Kalo mau cobain mendaki gunung
Inerie ya silahkan di coba. Komen dong dibawah gunung terakhir apa yang pernah
lo daki, ok. Atau gunung apa yang pertama kali lo daki?
Okedeh, selama di alam bebas atau
kampung orang tanpa ijin, jangan mengambil apapun ya selain gambar, jangan
meninggalkan apapun selain jejak dan juga jangan membunuh sesuatu kecuali
waktu.
Salam Lestari…
Bye … bye…
Noted : Saya Arin, mencoba menjadikan hobi dan pengalaman untuk membuat rental alat camping. Khatulistiwa Adventure namanya. Khatulistiwa Adventure ini telah menjadi rekomendasi rental alat camping di Bekasi sejak 2016. Untuk liat katalog alat, bisa cek di WA kami 0896-5750-4996. Bisa cek IG juga di @khatulistiwa_adv.
Tidak ada komentar untuk "Jejak Kata Arin di Gunung Inerie - NTT"
Posting Komentar